Pages

Ads

30 July 2010

Ornamen Kesunyian

Teriakan Kemenangan dari Buku Ornamen Kesunyian-nya Yoyong Amilin

Sapere Aude!,
Itulah sejatinya yang diteriakkan Yoyong dalam bukunya. Sebuah teriakkan yang mencoba menggertak kehidupan pada kota dimana dia tinggal, atau dunia.

Kosmopolitan Yoyong adalah mencoba menegakan kediriannya, membawa sebaris kekuatan lokal sebagai bekal kearifan bagaimana mensiasati kota itu. Kota yang secara sadar menjadi bahan tulisannya sebagai identitas, mewakili keedanan namun sekaligus menjadi inspirasi baginya. Sebagaimana ia juga memiliki identitas sebagai anak desa.

Yoyong bermanuver dengan lepas, menegakan dirinya secara monumental, setidaknya inilah momentum awal kemenangan sebagai anak desa yang bergelut hidup di kota besar seperti Jakarta. Saya tahu benar bagaimana anak orang Sekayu (sebuah kabupaten di Sumatra Selatan, di bantaran Sungai Musi) ini bermanuver, mencari dukungan untuk mencoba menerbitkan buku tunggalnya dengan susah payah.

Kearifan lokal nyatanya bukan hanya persoalan menetralisir keedanan keadaan kota besar yang menjadi semburat wajahnya tetapi sekaligus membangun kemenangan. Menjadi orang desa di tengah pergaulan masyarakat kota besar bukan hanya mencoba membangkitkan matinya jati diri bangsa ---yang memiliki ajen inajen kebangsaan sebagai orang timur--- tetapi membangkitkan dirinya menjadi manusia unggul.

Si Cantik dari Notre Dame

"Betapa indah novel ini!"
—Gustave Flaubert, penulis novel legendaris Madame Bovary

Detail Buku
Judul: SI CANTIK DARI NOTRE DAME
Penulis: Victor Hugo
Penerjemah: Sunaryono Basuki
Penyunting: Anton Kurnia
Tebal: 570 hlm
Cetakan: I, Juni 2010
Harga: Rp. 59.000

Di tengah jalanan ramai kota Paris, seorang gadis cantik dituduh melakukan pembunuhan. Dia mengiba memohon ampun. Hanya seorang lelaki yang rela menolong: si bungkuk Quasimodo!

Di tengah kerumunan orang yang menyesaki lapangan Katedral Notre Dame, Esmeralda berdiri di antara dua algojo yang akan menggantungnya. Tiba-tiba, si bungkuk menghambur ke arah kedua antek itu dan menghajar mereka. Dia lalu merenggut si gadis gipsi dan melarikannya ke dalam gereja. Tak lama kemudian dia muncul di puncak menara gereja. Dengan mengusung si gadis tinggi-tinggi, dia memamerkan simbol kemenangannya itu kepada seluruh penduduk Paris …

Novel abadi yang memukau ini mengisahkan seorang gadis gipsi cantik yang misterius bernama ESMERALDA dan empat lelaki yang memperebutkannya: FROLLO–wakil uskup jahat yang mencoba menculiknya, PHOEBUS–seorang perwira yang berpura-pura mencintainya, GRINGOIRE–penyair yang dinikahinya untuk menyelamatkan lelaki itu dari kematian, dan QUASIMODO–si bungkuk aneh yang berjuang melawan seluruh kota untuk menyelamatkannya.

Inilah sebuah karya klasik tentang cinta dan kepahlawanan yang berlatar persekongkolan penguasa licik dengan kaum borjuis Paris masa silam. Salah satu kisah paling mendebarkan sepanjang zaman.